Pernah nggak sih kamu merasa hidupmu kayak sinetron Indosiar? Penuh drama, air mata, dan tiba-tiba ada orang hilang ingatan terus balik jadi konglomerat? Nah, kalau kamu pernah merasa begitu, berarti kamu nggak sendirian. Di negeri +62 ini, apa pun bisa terjadi. Mau lucu, nyesek, atau absurd, semuanya lengkap seperti nasi padang pake rendang dua dan sayur gratis.
Mari kita mulai perjalanan lucu dan dramatis ini dengan tokoh utama: Bambang, seorang pria biasa yang punya cita-cita luar biasa—pengen jadi viral tanpa bikin konten joget.
1. Bangun Pagi, Lawan Pertama: Alarm dan Niat
Jam 5 pagi. Alarm bunyi. Suara alarmnya udah kayak sirine tsunami. Bambang terbangun… sebentar, terus matiin alarm dan berkata, “5 menit lagi.”
Ya, kita semua tahu apa yang terjadi setelahnya. 5 menit berubah jadi 2 jam. Tiba-tiba jam udah nunjukin 7:05. Bambang langsung panik kayak anak sekolah yang baru inget PR belum dikerjain.
Dia loncat dari kasur seperti atlet parkour, buru-buru gosok gigi sambil pakai celana. Di saat seperti ini, manusia menemukan kekuatan super. Tapi tetap saja, begitu keluar rumah, motor nggak bisa nyala.
Ternyata… bensin habis.
Bambang menatap langit dan bertanya, “Kenapa hidup begini, Tuhan?”
2. Ojek Online: Si Pahlawan Kehidupan
Tanpa pikir panjang, Bambang buka aplikasi ojek online. Dia pilih “Motor” dan berharap yang datang bukan mantan. Setelah lima menit, abang ojek datang dengan helm full face dan kacamata hitam.
“Mas Bambang ya?”
“Iya bang, langsung aja ya, saya udah telat meeting.”
“Tenang mas, saya juga pernah telat nikah.”
Mulailah petualangan naik ojek dengan kecepatan yang bikin bulu kaki merinding. Bambang hampir bisa melihat masa lalunya di tiap tikungan. Untung sampai kantor dengan selamat walau rambut jadi seperti kena badai.
3. Meeting yang Tiada Akhir
Masuk kantor, Bambang langsung disambut tatapan rekan-rekan yang mengatakan, “Woi telat, bos udah nunggu.”
Dia masuk ruang meeting dengan senyum palsu dan bau keringat asli.
Bos: “Kita mau bahas strategi marketing untuk kuartal 3.”
Bambang dalam hati: “Kuartal 3? Kuartal 1 aja masih trauma.”
Meeting berlangsung lama. Sangat lama. Bahkan mata Bambang sudah mulai menyipit, bukan karena ngantuk, tapi karena sedang melawan kantuk. Setelah dua jam, hasilnya? Belum diputuskan.
Orang Indonesia kalau meeting bisa 3 jam, tapi keputusan baru keluar pas nongkrong sambil makan bakso.
4. Drama di Kantin: Kisah Cinta Sepiring Nasi Goreng
Saat istirahat siang, Bambang ke kantin. Di sana dia melihat Mbak Rina, si bendahara kantor yang selalu tersenyum dan bisa bikin cowok nunggak cicilan demi traktir si doi.
Bambang, yang biasanya irit, hari ini nekat beli nasi goreng dua porsi.
“Buat siapa mas?” tanya si tukang kantin.
“Satunya buat cinta,” jawab Bambang sambil senyum maksa.
Dia ajak Mbak Rina makan bareng. Mereka duduk satu meja. Obrolan pun mengalir…
Bambang: “Mbak suka kucing?”
Rina: “Iya, kenapa?”
Bambang: “Sama. Soalnya aku juga suka… kucing-kucingan, sama perasaan aku ke mbak.”
Rina tertawa. Entah karena lucu atau karena kasihan.
5. Pulang Kantor, Drama Belum Usai
Pulang kerja, Bambang naik angkot. Angkotnya penuh. Ada ibu-ibu, bapak-bapak, anak sekolah, dan entah kenapa… seekor ayam. Ayam itu ikut duduk, dan seolah-olah tahu sopan santun. Diam aja di pojokan.
Di tengah perjalanan, angkot mogok. Supir bilang, “Tenang, ini biasa.”
Bambang: “Biasa? Ini udah kayak tradisi ya bang?”
Setelah 20 menit ngopi dan dorong bareng, angkot jalan lagi. Tapi tiba-tiba hujan turun. Bukan gerimis, tapi hujan kategori “tumpahan ember langit”.
Bambang basah kuyup. Tapi dia tidak marah. Karena dalam hatinya berkata: “Ini bukan hujan. Ini berkah.”
6. Rumah Kos: Tempat Bertemu Realita
Sampai rumah kos, Bambang langsung rebahan. Baru lima menit nyender di kasur, grup WhatsApp kantor berbunyi.
Bos: “Besok kita lembur ya. Ada revisi strategi.”
Bambang hanya bisa menatap langit-langit kamar dan memikirkan hidup.
“Hidup ini kayak Wi-Fi gratis. Kadang nyambung, kadang lemot, kadang nggak jelas siapa yang punya.”
7. Ending Ala Film Indie
Akhirnya Bambang duduk di balkon kosan sambil menyeruput kopi sachet. Dia melihat ke langit malam, lalu menulis di notes HP-nya:
“Kalau hidup ini sinetron, mungkin aku bukan tokoh utama. Tapi setidaknya aku bukan yang muncul sekali lalu mati karena tabrakan.”
Tiba-tiba HP-nya bunyi. Notifikasi aplikasi e-commerce:
“Selamat! Kamu dapat cashback Rp5.000 untuk belanja minimal Rp5.000.000.”
Bambang menatap layar, lalu berkata,
“Jahat banget kamu ya.”
8. Pelajaran dari Kisah Ini? Jangan Ambil Pelajaran. Nikmatin Aja.
Kadang hidup memang nggak masuk akal. Tapi justru di situlah lucunya. Kalau semuanya sempurna, nanti nggak ada yang bisa ditertawakan.
Dari kisah Bambang, kita bisa belajar bahwa:
- Telat bukan akhir dunia. Tapi jangan dijadikan kebiasaan.
- Cinta bisa datang dari sepiring nasi goreng. Tapi jangan berharap terlalu tinggi, nanti jatuhnya sakit.
- Hidup penuh drama, tapi kamu harus tetap jadi pemeran utama dalam ceritamu sendiri.
Dan yang paling penting: tertawalah sebelum tertawa itu dilarang.
Penutup: Tetap Waras di Negeri +62
Artikel ini bukan cuma untuk lucu-lucuan. Tapi juga untuk mengingatkan kamu (dan saya juga) bahwa meski hidup kadang absurd dan penuh cobaan, masih banyak alasan buat ketawa. Bahkan dari hal-hal kecil kayak ayam di angkot atau obrolan absurd di warung kopi.
Jadi, kalau kamu hari ini ngerasa berat, ingatlah bahwa Bambang di luar sana juga sedang berjuang… dengan alarm yang dia snooze berkali-kali.
Tertawa itu gratis, tapi menyebarkannya adalah sedekah.